Pages

Sabtu, 22 November 2014

laporan fisika

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR









Oleh :

Nama              : EFRIDORONI SITORUS
Nim                 : 130140004
Kelompok       : 1




JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2013






BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Judul Praktikum
Massa Jenis Zat Padat
1.2       Tanggal Praktikum
25 Oktober 2014

1.3       Tujuan Praktikum
            Menentukan massa jenis zat padat yang bentuk beraturan



 BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Pengertin Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. setiap zat memiliki massa jenis  yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. (Searss, 1985).
Massa jenis relatif adalah nilai perbandingan massa jenis.  Kegunaannya untuk mengetahui massa jenis zat.  Massa jenis relatif tidak mempunyai satuan. Dasar penggunaan massa jenis relative Massa jenis merupakan besaran turunan dari massa dan volume dalam praktiknya pengukuran volume biasanya kurang teliti dibandingkan dengan pengukuran massa.  Oleh karena itu, untuk lebih teliti dalam menentukan massa jenis dapat dilakukan dengan mengukur massanya dengan massa jenis air.  Karena massa jenis air merupakan bilangan yang mudah diingat, yaitu 1 g/cm3 atau 1.000 kg/m3, dengan demikian untuk mengetahui massa jenis relatif suatu zat selalu akan menggunakan perbandingan massa jenis zat dengan bilangan 1 g/cm3 atau 1.000 kg/m3 
Massa adalah jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat.  Massa merupakan salah satu ciri dari suatu zat.  Dalam Satuan internasional (SI) adalah kilogram dan dalam cgs adalah gram.  Massa jenis adalah kerapatan suatu zat
         Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan volume.
  Massa jenis adalah massa benda per satuan volume, lambang massa jenis adalah rho (ρ).  Massa jenis merupakan hasil bagi antara massa dengan volume.  Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya.  Oleh karena itu, zat yang sejenis selalu mempunyai masssa jenis yang sama 
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (density)-nya, didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Untuk densitas, digunakan huruf Yunani ρ(rho). Jika sebuah bahan yang materialnya homogen bermassa m memiliki volume V, densitasnya ρ adalah
ρ=m/V(definisi densitas)
Secara umum, desnsitas bahan tergantung pada faktor lingkungan seperti suhu dan tekanan. Satuan SI untuk densitas adalah kilogram per meter kubik (1 kg/m³). Dalam satuan gcs adalah gram per centimeter kubik (1 g/cm³) yang juga sering digunakan. Faktor konversi
Kerapatan alias massa jenis fluida homogen (sama) pada dasarnya berbeda dengan kerapatan zat padat homogen. Besi atau es batu misalnya, memiliki kerapatan yang sama pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida, misalnya atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari permukaan bumi, kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut, misalnya, makin dalam kerapatannya semakin besar. Massa jenis alias kerapatan dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada factor lingkungan seperti temperature (suhu) dan tekanan. (Young , hough D. 2002)
2.2       Rapatan
Massa jenis/kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak factor seperti temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida.  Akan tetapipengaruhnya sangat sedikit sehingga massa jenis suatu fluida dinyatakan sebagai konstanta/bilangan tetap.  Rapat massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan membagi massa suatu benda atau zat dengan volumenya (Bredthauer, 1993).
Teori fungsi kerapatan (DFT, Density functional theory) merupakan salah satu dari beberapa pendekatan populer untuk perhitungan struktur elektron banyak-partikel secara matematika memasitkan kuantum untuk  sistem molekul dan bahan rapat yang akan kita butuhkan.  Teori Fungsi Kerapatan (DFT) adalah teori mekanika kuantum yang digunakan dalam fisika dan kimia untuk mengamati keadaan dasar dari sistem banyak partikel (Bredthauer, 1993).

Metode tradisional dalam perhitungan struktur elektron, seperti teori Hartree-Fockdidasarkan pada fungsi gelombang banyak-elektron yang rumit.  Sasaran utama dari teori fungsi kerapatan adalah menggantikan fungsi gelombang elektron banyak-partikel dengan kerapatan elektron sebagai besaran dasarnya.  Fungsi gelombang partikel-banyak bergantung pada 3N variabel, yaitu tiga variabel ruang untuk masing-masing N elektron, sedangkan kerapatan hanya merupakan fungsi dari 3 variabel, jadi merupakan suatu besaran yang sederhana untuk ditangani, baik secara konsep maupun secara praktis(Hidayat, 1979).
Teorema Hohenberg-Kohn hanya suatu teorema keberadaan, yang menyatakan bahwa penggambaran itu ada, tetapi tidak menghasilkan penggambaran apapun yang tepat seperti itu.  Teorema tersebut dalam penggambaran ini dibuat pendekatan. Penggambaran yang paling terkenal adalah pendekatan kerapatan lokal (LDA) yang memberikan pendekatan penggambaran dari kerapatan sistem terhadap energi total. LDA digunakan untuk gas elektron yang seragam, dikenal juga sebagai jellium. (Bredthauer, 1993).
Pada kenyataannya, teorema HK jarang digunakan secara langsung untuk membuat perhitungan.  Sebagai gantinya, implementasi teori fungsi kerapatan yang paling umum digunakan saat ini adalah metode Kohn-Sham.  Dalam kerangka DFT Kohn-Sham, masalah interaksi elektron banyak partikel, potensial statis eksternal direduksi menjadi sebuah masalah yang mudah dikerjakan dengan penggantian elektron yang tidak berinteraksi menjadi sebuah potensial efektif. Potensial efektif meliputi potensial eksternal dan pengaruh interaksi “Colomb” antar electron. (Bredthauer, 1993).
Dalam banyak kasus, DFT dengan pendekatan kerapatan lokal memberikan hasil yang memuaskan jika dibandingkan dengan data eksperimen pada daya komputasi yang relatif rendah, ketika dibandingkan dengan cara-cara penyelesaian masalah mekanika kuantum banyak-partikel yang lain. (Bredthauer, 1993).
DFT menjadi sangat terkenal untuk perhitungan dalam fisika keadaan padat sejak tahun 1970.  Akan tetapi, DFT tersebut tidak dapat dipertimbangkan cukup akurat untuk perhitungan kimia kuantum sampai tahun 1990, ketika pendekatan digunakan dalam teori dihasilkan perbaikan yang lebih baik.  DFT kini merupakan suatu metode yang mengarahkan pada perhitungan struktur elektron dalam berbagai bidang.  Akan tetapi, masih ada sistem yang tidak dapat dijelaskan dengan baik dengan LDA.  LDA tidak dapat menjelaskan dengan baik interaksi antar molekul, terutama gaya van der Waals (dispersi).  Hasil lain yang terkenal adalah perhitungan celah pita dalam semikonduktor, tetapi larangan ini tidak dapat memperlihatkan kegagalan, karena DFT adalah teori keadaan dasar dan celah pita adalah sifat keadaan tereksitasi. (Bredthauer, 1993).
Walaupun teori fungsi kerapatan memiliki dasar konseptualnya dalam model Thomas-Fermi, DFT tidak berlandaskan pijakan teoretis yang kuat sampai munculnya teorema yang bernama dengan Hohenberg-Kohn (HK) yang menunjukkan adanya pemetaan satu-satu antara kerapatan elektron keadaan dasar dengan fungsi gelombang keadaan dasar dari sistem banyak-partikel.  Selain itu, teorema HK membuktikan bahwa kerapatan keadaan dasar meminimalkan energi elektron total sistem tersebut.  Karena teorema HK berlaku hanya untuk keadaan dasar, DFT juga merupakan sebuah teorema keadaan dasar. (Bredthauer, 1993)
2.3       Berat Jenis (Specific Weight)
.Selain massa jenis, dikenal pula berat jenis. Berat jenis adalah berat benda (w) tiap satuan volume (V). Berattermasuk besaran Vektor (memiliki nilai dan arah). berat merupakan ukuran besarnya gaya tarik bumi terhadap suatu benda.
 Besarnya tergantung dari besarnya percepatan gravitasi dimana benda itu berada.. Satuan sistem internasional untuk berat jenis adalah N/m3.
Bj=w/V
Dimana w : berat benda dengan nilai w=massa x percepatan gra
vitasi berat jenis dapat dilambangkan dengan S. (Daniel  dan alberty, 1980)




BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1       Alat dan Bahan
1.      Timbangan
2.      Jangka sorong
3.      Mikrometer sekrup
4.      Balok kayu
5.      Kelereng
6.      Kubus
7.      Silinder berlubang

3.3       Cara Kerja
1.      Massa dari masing-masing objek ditimbang.
2.      Sisi-sisi balok kayu diukur dengan jangka sorong sebanyak 5 kali pengukuran.
3.      Untuk diameter kelereng diukur dengan micrometer sekup sebanyak 5 kali pengukuran.
4.    Diameter luar dan dalam untuk pipa besi diukur dengan menggunakan jangka sorong sebanyak 5 kali pengkuran.
5.      Sisi-sisi kubus diukur denan jangka sorong sebanyak 5 kali pengukuran





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil
            Hasil yang didapat dari percobaab ini adalah sebagai berikut:
4.1.1    massa jenis pipa besi
Benda
luar
Dalam
tinggi
Tinggi
Rata-2
massa
Di(cm)
Dl(cm)
V1(cm 3)
V2(cm 3)
V.rata2
r(gr/cm3)
SU
SN
SU
SN
SU
SN
Pipa Besi
25
0,125
21
0,45
99
0,325
19,49
0,505 gr/cm3
289,14223 cm3
146,41gr
97,365
12,353
3,148
28,47
25
0,2
21
0,475
100
0,175
25
0,125
22
0
99
0,4
25
0,15
21
0,475
99
0,475
25
0,15
22
0,15
99
0,2

  
4.1.2    massa jenis kelereng
Benda
Luar
Diameter
rata-rata (cm)
(gr/ cm3)
V( cm3)
Massa(gr)
SU
SN
Kelereng putih
16
0,14
1,6059
2,49
2,166
5,40
16
0,07
16
0,01
16
0,03
16
0,03









4.1.3    massa jenis balok kayu
Benda
Panjang
Lebar
Tinggi
Massa Jenis
Volume
Massa
SU
SN
SU
SN
SU
SN
Balok
91
0,025
40
0,1
40
0,15
70,76
145,95
0,48
90
0,475
40
0,35
40
0,2
90
0,45
40
0,1
40
0,2
90
0,4
40
0,325
40
0,2
90
0,45
40
0,05
40
0,075

4.1.1    massa jenis kubus
Benda
Panjang
Massa Jenis
Volume
Massa
SU
SN
Kubus
56
0,4
80,74
180,46
0,447
56
0,4
56
0,35
57
0
66
0,4

4.2       Pembahasan
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.  Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa dibagi setiap volumenya. Massa jenis tidak bergantunng pada jumlah zat, sdikit atau banyak jumlah zat, massa jenisnya tetap.  Hal ini menunjukkan bahwa massa jenis merupakan cirri khas suatu zat.
Dalam mencari masa jenis suatu benda dapat di tentukan dengan cara mengukur volume benda tersebut dan menimbang masa benda tersebut. Seperti dalam percobaan untuk mengetahui masa jenis balok pipa dan kelereng maka harus di cari volume dan massa benda tersebut
Dari percobaan ini diperoleh hasil. Yaitu massa balok 70,76 gram, volumenya 145,95 cm3dan masssa jenis adalah 0,48 gr/cm3. Pada pengukuran balok kayu menggunakan jangka sorong dan setiap pengilangan pengukuran terdapat perbedaan kecil pada penilaian pengukuran. Hal ini bisa saja terjadi karena perbedaan titik pada permukaan benda tersebut. Begitu juga dengan kelereng yang mempunyai massa adalah 80,74 gram, memiliki volumenya 180,46 cm3. Dan memiliki massa jenisnya 0,447 gr/cm3 dan pipa besi yang mempunyai massa 89,66 gram, volumenya 3,148 cm3 dan memiliki massa jenisnya 28,47 gr/cm3.
Dari percobaan yang dilakukan untuk menentukan massa jenis benda, massa benda dan volumenya diperlukan ketelitian dalam ppengukuran melalui alat ukur yang akan kita gunakan, sebelumnya kita harus mengetahui cara penggunaannya terlebih dahulu.
Untuk menentukan massa jenis juga diperlukan untuk menghitung volume terlebih dahulu dan juga diameter dari masing-masing benda tersebut. Menghitung diameter benda dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup. Setelah mendapatkan diameter dari masing-masing benda tersebut, barulah kita menghitung volumenya dengan cara yaitu untuk balok kayu menghitungvolumenya dengan menggunakan rumus p x r x t. Untuk pipa besi menggunakan rumus pr3. Setelah kita mendapatkan volumenya barulah kita mencari massa jenisnya dengan menggunakan rumus r = m/v. Rumus ini digunakan untuk semua massa jenisbenda yang kita gunakan dipercobaan ini maupun untuk massa jenis benda yang lainnya.


BAB IV
KESIMPULAN

4.1       Kesimpuan
            Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Massa jenis adalah pengukuran massa setiap volume benda
2.      Massa jenis dapat ditentukan dengan cara mengukur massa dan volumenya
3.      Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap volumenya
4.      Massa jenis setiap benda berbeda-beda seperti:
·         Massa jenis balok 0,48 gr/cm3
·         Massa jenis pipa besi 28,47 gr/cm3
·         Massa jenis kelereng 2,49 gr/cm3
·         Massa jenis kubus 0,447 gr/cm3


DAFTAR PUSTAKA

Bredthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physik Jilid 1. Stuttgard: Ernst Klett Schubuchvelag.
Hidayat, Bambang. 1979. Bumi dan Antariksa jili 1 dan 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kondo, 1982. The New Book Of Populer Sience. New York: Groiler Int. Inc
Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1. Bandung: Bina Cipta
Young , hough D. 2002, fisika universitas jilid 1 , Jakarta , erlangga







1 komentar:

  1. bang minta nomer yang bisa dihubungi dong. aku butuh bantuan, ada tugas cuman harus menyantumkan print dari daftar pusaka yang di tulis

    BalasHapus